Dua Varietas Melon Oriental Karya Dosen dan Mahasiswa Teknologi Perbenihan Terima Tanda Daftar Varietas Tanaman dari Kementan

PS-TEKBEN (8/11/2022). Dosen pada Program Studi (Prodi) D-4 Teknologi Perbenihan sekaligus Kaprodi dan Manajer TEFA Seed Teaching Farm (STEFA), Anung Wahyudi, Ph.D, melakukan riset pemuliaan melon oriental bersama mahasiswa. Dua varietas melon oriental yaitu Ginsen Makuwauri dan Ougan Makuwauri saat ini telah mendapat tanda daftar varietas dengan nomor. 157/PV.210/A.9/10/2022 dari Kementerian Pertanian RI.

“Belajar dari pandemi, berbagai sektor kehidupan berubah. Imunitas menjadi sangat penting dan masyarakat harus banyak mengonsumsi buah untuk menjaga imunitas tubuh. Melon ini memiliki kulit tipis dengan kandungan gizi yang tinggi dan baik untuk tubuh, terutama menjaga imunitas,” katanya dikutip dari laman Ditjen Vokasi Kemdikbud RI.

Anung mengatakan saat ini, bibit melon oriental makuwauri ini belum ada di Indonesia. Hampir 100 persen benih melon ini merupakan benih impor. Padahal, menurut Anung, melon ini memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan atau dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Perawatan tanaman melon ini pun terbilang mudah. Terpenting lagi, buah melon ini memiliki harga jual yang tinggi dan peluang ekspor yang sangat terbuka.

“Biasanya satu tanaman buah Melon Makuwauri akan menghasilkan 5-10 buah,” terang Anung yang mengaku sudah tertarik untuk meneliti melon ini sejak menempuh program doktoral di Jepang. Melon satu ini memiliki warna kulit buahnya keemasan. Di pasaran, melon ini lebih dikenal sebagai melon Korea atau melon Jepang karena melon ini memang berasal dan banyak dibudidayakan di kedua negara tersebut.

Tidak seperti melon umumnya, melon oriental makuwauri memiliki tekstur daging buah yang renyah dengan rasa yang manis. Ukurannya lebih kecil dari melon pada umumnya, yakni satu kilogram melon ini bisanya berisi tiga buah. Biasanya melon ini jarang ditemukan di pasar buah umumnya. Pemasarannya masih banyak pasar swalayan atau dipasarkan melalui sejumlah marketplace dengan harga berkisar Rp 50 ribu untuk setiap kilogramnya.

Di Polinela sendiri, budidaya dan pengembangan bibit buah melon oriental makuwauri dilakukan secara bersama-sama dengan mahasiswa. Pengembangan bibit buah melon tersebut, sekaligus merupakan bagian dari program pembelajaran berbasis proyek atau project based learning (PBL) yang melibatkan para mahasiswa Prodi Teknologi Perbenihan, Jurusan Budidaya Tanaman Pangan.

Perlu waktu yang panjang untuk pemuliaan benih melon tersebut, hingga akhirnya melalui bantuan program Matching Fund Vokasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek. Hasilnya, Anung dan timnya berhasil mengembangkan dua varietas benih melon oriental makuwauri.

“Kami mendapatkan banyak sekali manfaat dari program Matching Fund. Keluaran dari program ini sangat banyak, tidak hanya bisa hilirisasi untuk produk benih, kami juga mendapati mitra industri, sampai pada sertifikasi kompetensi bagi mahasiswa di sini,” tutur Anung.

Baca artikel detikedu, “Politeknik Negeri Lampung Kembangkan Melon Khas Jepang, Ini Keunggulan Buahnya” selengkapnya https://www.detik.com/edu/perguruan-tinggi/d-6300923/politeknik-negeri-lampung-kembangkan-melon-khas-jepang-ini-keunggulan-buahnya.

You may also like...